Langsung ke konten utama

Kartini SDN 14 Suak Tapeh

 


Sejarah R.A Kartini

Oleh: Ani Khanifatun

Memasuki pertengahan bulan April, ingatan kita tertuju pada hari lahirnya salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Ya, betul sekali! April adalah bulan kelahiran Raden Ajeng (R.A.) Kartini, tepatnya pada tanggal 21 April.

Kartini merupakan salah satu sosok penting dalam emansipasi perempuan di Indoesia. Itulah mengapa setiap tanggal 21 April ditetapkan sebagai Hari Kartini untuk mengenang jasa-jasanya dalam memperjuangkan kesetaraan gender.

Setiap tanggal 21 April, biasanya banyak sekolah atau kegiatan di luar sekolah yang mengajak anak-anak untuk menyambut dan merayakan Hari Kartini. Namun bukan hanya sekedar perayaan semata, akan lebih bermakna jika kita mengenalkan kepada anak-anak akan sejarah perjuangan R.A Kartini.

Berikut ini adalah sejarah R.A Kartini yang lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia merupakan anak dari keturunan bangsawan Jawa, yaitu Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A. Ngasirah.

Pada saat kelahiran R.A. Kartini, ayahnya menjabat sebagai seorang Bupati di Jepara.

Kartini lahir di era penjajahan, dimana tidak adanya kesetarraan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa itu, perempuan tidak boleh pergi ke sekolah ataupun bekerja.

Banyak orang beranggapan bahwa tugas perempuan itu cukup tinggal di rumah dan melayani suami.

Dari situlah mulai pemikiran Kartini terhadap berbagai masalah termasuk tradisi feudal yang menindas, pernikahan paksa dan poligami bagi perempuan Jawa kelas atas, dan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan.

Pemikirannya itu ia tuliskan dalam beberapa surat yang dikirimkan kepada teman-teman Belanda nya.

Kartini bersekolah di salah satu sekolah elit yang bernama Europeesche Lagere School (ELS).

Sekolah ini tak dibuka untuk umum, ia hanya dibuka untuk anak-anak keturunan Eropa, Negara Timur, dan anak Indonesia yang berasal dari keturunan bangsawan.

Karena itula R.A. Kartini bisa mendapatkan pendidikan yang layak, meski dalam masa penjajahan Belanda.

Namun, di usia muda Kartini dihentikan pendidikannya dan hanya diam di rumah karena ia seorang perempuan.

Tak diam begitu saja, Kartini terus mengasah kemampuan dan ilmunya lewat berbagai buku bacaan.

Karena gemar membaca banyak buku, wawasan Kartini akhirnya terbuka dan ingin memperjuangkan haknya sebagai perempuan.

Ia ingin dirinya dan seluruh perempuan Indonesia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Namun disayangkan, Kartini menghembuskan nafas terakhirnya di usia muda yaitu pada tanggal 17 September 1904.

Kartini meninggal dunia setelah melahirkan anak laki-laki bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904. Setelah beberapa hari melahirkan, Kartini meninggal dan dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Meskipun Kartini sudah meninggal dunia, namanya sampai saat ini tetap diapresiasi sebagai tokoh perempuan nasional yang berjuang dalam emansipasi perempuan. Tak heran banyak orang yang mengagumi pengorbanannya. Ada kata-kata yang menjadi identik dengan sosok pahlawan nasional Kartin yaitu "Habis Gelap Terbitlah Terang". Bukan tanpa alasan kata-kata tersebut menjadi banyak pembicaraan, ini merupakan salah satu buku tulisan Kartini mengenai emansipasi perempuan.

Sepeninggal Kartini, J.H. Abendanon yang merupakan Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda mengumpulkan seluruh surat dari Kartini dan membuatnya menjadi sebuah buku berjudul Door Duisternis tot Licht yang artinya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” pada tahun 1911.

Tulisan-tulisan Kartini sangat menarik perhatian masyarakat Belanda.Pemikiran Kartini pun mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Itulah yang memulai kesetaraan gender pada perempuan sudah tak dianggap tabu lagi.

Surat-suratnya yang ia kirimkan pada sahabat penanya pada akhirnya menginspirasi banyak orang.

Hingga pada akhirnya berdirilah Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912.

Sekolah ini diberi nama "Sekolah Kartini" yang didirikan oleh tokoh politik, yaitu keluarga Van Deventer.

Pada akhirnya Sekolah Kartini ini berdiri di berbagai daerah, seperti Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.

Saat ini sosok Kartini masa kini adalah sosok perempuan yang multitasking. Selain itu, mereka yang punya hati, merangkul semua orang dan memberikan waktunya bukan hanya untuk keluarga tetapi juga lingkungan sekitar. Mereka banyak tersebar di berbagai sektor baik pemerintah maupun swasta, diantaranya ada yang sebagai guru, dokter, polwan, pilot bahkan juga menjadi pemimpin sebuah perusahaan maupun pemerintahan seperti halnya mantan presiden kita yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri yang merupakan satu-satunya presiden wanita dalam sejarah Indonesia.

Pun dengan SD Negeri 14 Suak Tapeh yang terletak di dusun V Pandan Desa Lubuk Lancang Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin, juga selalu rutin memperingati hari Kartini sebagai wujud penghormatan terhadap jasa-jasa R.A Kartini. Seluruh warga sekolah baik itu kepala sekolah, dewan guru, maupun siswa sangat antusias merayakan peringatan hari lahir R.A Kartini. Meskipun dengan keterbatasan sarana yang ada, dan dengan kondisi medan jalan yang cukup sulit ditempuh, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat untuk terus melanjutkan perjuangan R.A Kartini. Dan sejatinya mereka adalah para Kartini masa kini.

Itulah sejarah Raden Ajeng Kartini yang bisa diceritakan kepada anak. Semoga dengan menghargai perjuangan R.A Kartini, anak bisa memiliki jiwa yang tangguh dan kualitas yang baik.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Negeri 14 Suak Tapeh

Kepala Sekolah : Yunizar, S.Pd.SD Guru                       :  Nurmala Sari, S.Pd Juma'atul Hadi, S.Pd.I Hilda Eka Winda, S.Pd Juwita Manda Sari, S.Pd Eris Noveria, S.Pd Seriwati, S.Pd         3. Tenaga Kependidikan : Novi Fitrianti Silvia Ningsih, A.Md Zaibani

VISI DAN MISI SEKOLAH

VISI DAN MISI     A.  VISI MENCIPTAKAN  INSAN  BERTAKWA , BERPENGETAHUAN,              BERPRESTASI, BERBUDAYA,   DAN BERKEPRI BADIAN   B.  MISI 1.  Mengembangkan  tata  admistrasi, evaluasi, supervisi, dan  pemberdayaan potensi sekolah. 2.  Melaksanakan  pembelajaran  aktif, kreatif, efektif,  dan  menyenangkan  untuk mengembangkan  potensi ke ilmuan peserta  didik. 3.  Menumbuhkan  semangat  berprestasi  kepada  semua  warga  sekolah. 4.  Menerapkan  manajemen  sekolah  yang  partisipasif  dengan  melibatkan seluruh  warga  sekolah. 5.  Meningkatkan  kesadaran  untuk  mememlihara  lingkungan. 6.  Memelihara  dan  meningkatkan  lingkungan  sekolah  yang  sehat,  sejuk,  rindang...

Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2024/2025 di SD Negeri 14 Suak Tapeh

 Pandan, 15 Juni 2024 Ketika tahun ajaran baru dimulai, para siswa dan siswi mungkin akan terbayang istilah MOS alias Masa Orientasi Siswa. Sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru (Permendikbud No. 18/2016), istilah MOS diubah menjadi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS. MPLS adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah. MPLS dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama tiga hari pada minggu pertama awal tahun pelajaran pada hari sekolah dan jam pelajaran.  Tujuan MPLS Tujuan MPLS sesuai Permendikbud No. 18/2016 adalah sebagai berikut. Mengenali potensi diri siswa baru. Membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana pras...